Majalengka, Jawa Barat –
Peduli dengan hak demokrasi para buruh yang tertunda sanngat disayangkan Kandidat Bupati Majalengka, Maman Imanulhaq, dan mempertanyakan adanya larangan dari aparat keamanan sehingga para buruh di Majalengka batal menggelar aksi damai untuk memperingati Hari Buruh (May Day) yang biasa diperingati 1 Mei.
“Siapapun nggak boleh nglarang, itu hak demokrasi para buruh,” kata calon bupati nomor urut 1 itu, Selasa (1/5).
Maman Imanulhaq menuturkan, dirinya mendapat informasi ada sekelompok buruh di Majalengka yang sedianya akan melangsungkan aksi turun ke jalan untuk memperingati May Day, Hari Buruh, pada hari ini. Namun rencana itu dibatalkan karena dilarang aparat keamanan.
Kang Maman, sapaan akrab Maman Imanulhaq, sangat menyayangkan adanya larangan itu. Menutut dia, sepanjang para buruh menggelar aksinya dengan tertib, tidak mengacaukan keamanan, seharusnya mereka diperbolehkan.
“Kalau informasi soal larangan itu benar, seharusnya itu tak terjadi. Buruh punya hak yang untuk menyuarakan aspirasinya, “kata mantan anggota DPR RI itu.
Kang Maman mengambil contoh hari ini ratusan ribu orang buruh di berbagai kota di Indonesia juga turun ke jalan untuk merayakan May Day seperti di Jakarta, bahkan sampai dikerahkan 20 ribu aparat kepolisian untuk mengamankannya.
Kang Maman bisa disebut calon bupati yang paling peduli pada nasib buruh di Majalengka. Ia merupakan satu satunya kandidat bupati yang hadir dalam pelantikan pengurus SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) Cabang Majalengka, Minggu 4 Maret lalu. Padahal, menurut pihak panitia, dua calon bupati lain yakni Karna dan Sanwasi juga diundang, tapi tak datang.
Ketika itu Kang Maman menegaskan, jika terpilih menjadi bupati dirinya akan memperhatikan masalah perburuhan mulai dari soal upah yang ideal, jaminan sosial sampai penghapusan sistem outsourcing.
“Saya akan menjadikan SPSI sebagai mitra strategis untuk membela hak-hak buruh”, ujar calon bupati yang mengusung tagline MAJU itu. ** (Sigit)