Kabar Kaltara

Kabar Terbaru

Hut Provinsi Kaltara Ke-5, Momentum Percepatan Pembangunan Perkuat Otonomi Daerah

Tanjung Selor – Di hadapan Gubernur dan Wakil Gubernur, para bupati, walikota, pimpinan DPRD dan pejabat teras di lingkungan pemerintah daerah Kalimantan Utara, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo berharap peringatan hari jadi kelima provinsi termuda di Indonesia ini, bisa menjadi momentum meningkatkan daya saing. Sehingga Provinsi Kaltara bisa sejajar dengan provinsi lainnya yang telah lebih maju lebih dulu.

“Peringatan ulang tahun Provinsi  Kaltara ini merupakan momentum untuk melangkah kedepan agar provinsi termuda di NKRI ini bisa cepat bersaing dengan provinsi yang lain dengan upaya untuk mempercepat pemerataan pembangunan dan mewujudkan kesejahteraan rakyat yang ada di Provinsi Kaltara,” kata Tjahjo, di Tanjung Selor, Kaltara, Senin (23/4).

Tjahjo pun kemudian mengutip apa yang pernah diucapkan Bung Karno, proklamator dan juga Presiden RI pertama. Kata Tjahjo, Bung Karno

selalu mengatakan setiap manusia, setiap pimpinan harus punya impian, punya imajinasi. Dengan impian dan imajinasi itu maka manusia dan pimpinan punya konsepsi-konsepsi. Dan dengan konsepsi, dia mampu melangkah untuk membangun dari kerangka.

“Berangkat dari pikiran Bung Karno, Pemprov Kaltara melalui Pilkada serentak telah menentukan gubernur dan wakil gubernur terpilih. Saya yakin janji kampanye Pilkada yang lalu yang dituangkan dalam rencana pembangunan jangka pendek, jangka menengah untuk membangun Kaltara ini merupakan impian, imajinasi, gagasan yang dipersiapkan oleh gubernur dan wakil gubernur, “tutur Tjahjo.

Tapi kata Tjahjo, itu saja belum cukup. Harus ada kerjasama yang erat dari seluruh jajaran Pemda baik tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota, bahkan sampai tingkat yang paling bawah di kelurahan dan desa. Impian, imajinasi dan gagasan gubernur dan masyarakat kalau bisa terwujud dan disinergikan akan mempercepat proses pembangunan  di Kaltara. Selain mengutip ucapan Bung Karno, Tjahjo juga mengutip perkataan Bung Hatta, Wakil Presiden RI pertama yang juga proklamator.

“Bung Hatta juga selalu mengingatkan hanya ada satu negeri, Indonesiaku tercinta. Negeri itu tumbuh karena perbuatan dan perbuatan itu karena perbuatanku bangsa Indonesia,” ujarnya.

Oleh karenanya lanjut Tjahjo,  kalau Kaltara ingin maju, harus mampu diwujudkan oleh seluruh masyarakat, dan juga tokohnya, mulai dari tokoh masyarakat, agama dan  adat. Termasuk di dalamnya ada OSIS, mahasiswa dan seluruh  elemen masyarakat. ” Semua  harus bersinergi membangun Kaltara,” katanya.

Memajukan Kaltara memang bukan seperti membalik telapak tangan. Kaltara, bukan provinsi yang wilayahnya kecil. Tapi, wilayah Kaltara jauh lebih luas dari Jawa. Kaltara adalah provinsi besar, dan juga strategis karena berbatasan dengan negara tetangga. Tentu ini menjadi tantangan. Deteksi dini harus diperkuat. Sehingga setiap ancaman bisa segera diantisipasi.

“Perlu percepatan, perlu penggalangan untuk mempertahankan kedaulatan wilayah Indonesia khususnya di Kaltara,” katanya.

Karena itu ia mengingat, bahwa yang namanya Pemda, bukan hanya gubernur sampai kepala desa. Tapi juga ada unsur kepolisian, dari tingkat Polda sampai Polsek. Juga ada TNI dengan tiga matranya. Kata Tjahjo ini bahkan tak terpisah. Belum lagi ada kejahatan dan pengadilan. Ada DPRD baik di provinsi maupun di kabupaten dan kota.

“Dan jangan lupa libatkan tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat yang ada di wilayah Kaltara ini. Kalau ini bisa berkomunikasi dengan baik, berkoordinasi dengan baik, bisa bersinergi dengan baik, saya yakin Kaltara ini akan aman,  cepat mempercepat proses pembangunan infrastruktur ekonomi dalam upaya diwujudkan dalam percepatan kesejahteraan dengan baik,” tuturnya.

Presiden Jokowi sendiri lanjut Tjahjo, selalu mengingatkan dirinya untuk membangun hubungan tata kelola pemerintah pusat dan daerah. Karena itu ia juga mengingatkan, seorang gubernur harus juga membangun hubungan tata kelola antara pemerintah provinsi, kabupaten atau kota dengan baik. Sehingga jalannya pemerintahan bisa efektif dan  efisien.

“Ini juga  dalam upaya untuk mempercepat reformasi birokrasi dan dalam upaya memperkuat otonomi daerah,” katanya.

Jadikan ulang tahun yang ke 5, kata Tjahjo, sebagai momentum untuk memperkuat otonomi daerah di Kaltara. Tak lupa Tjahjo mengingatkan, bahwa  aka program strategis pusat yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi, terutama program infrastruktur ekonomi dan sosial. Dimana program strategis itu juga ada di Kaltara.

“Ini harus diwujudkan sinergi dengan program prioritas Provinsi Kaltara dan program prioritassan kabupaten dan kota hingga desa,” katanya.

Tentu kata Tjahjo, membangun sebuah daerah, bukan perkara mudah. Apalagi membangun sebuah bangsa. Sebab pasti, akan banyak tantangan. Dan tantangan yang di hadapi bangsa Indonesia saat ini cukup komplek. Setidaknya ada beberapa tantangan yang dihadapi. Pertama, tantangan yang berkaitan dengan radikalisme dan terorisme. Semua elemen bangsa harus berani menentukan sikap, siapa kawan, siapa lawan kepada per orangan atau kelompok dan golongan yang  punya niat memporak -porandakan NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Mereka yang dan ingin mengganti Pancasila juga harus dilawan.

“Itu lawan kita. Urusan ini radikalisme, terorisme ini bukan tanggung jawabnya TNI dan kepolisian tapi tanggung jawab kita sebagai elemen bangsa.

Saya harapkan Pak Gubernur, forkopimda semuanya, bupati dan walikota, bangun rasa optimisme, kepada masyarkaat di Kaltara untuk terus maju dan, terus bebenah diri,” ujarnya.

Kata Tjahjo, jadi pemimpin harus optimis. Jangan sekali-kali  membuat masyarakat pesimisme. Jangan umbar  pesimisme kepada masyarakat. Justru seorang pemimpin harus menggerakan masyarakat untuk optimis dan mau maju.

“Tantangan yang kedua masalah narkoba. Hati-hati perbatasan Kaltara ini ada 1500-an lebih jalur tikus. Tidak hanya sembako tapi juga masalah narkoba, yang harus dicermati dengan baik. Saya yakin kepolisian, BNN, TNI dan jajaran Pemda, tokoh agama, tokoh masyarakat dan adat bisa menangkal bahwa masalah narkoba ini ancaman bangsa kita,” ujarnya.

Sedangkan ancaman yang ketiga, menurut Tjahjo, adalah masalah korupsi. Terkait ini, maka yang harus dipahami adalah area  rawan korupsi. Ini yang harus diperhatikan dengan cermat. ” Terutama yang berkaitan dengan perencanaan anggaran, dana hibah dan bansos, retribusi dan pajak, mekanisme pembelian barang dan jasa,” ujarnya.

Korupsi kata Tjahjo, harus kita lawan. Ini  dalam upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih, efektif, efisien dan tepat guna. Sementara tantangan keempat ketimpangan sosial. Harus diakui, kata dia, ketimpangan sosial memang masih ada. Tapi dengan percepatan pembangunan, salah satunya pembanguan infrastruktur di Kaltara,  setidaknya ketimpangan sosial bisa dikikis.

“Masalah pendidikan, gizi anak, angka kematian ibu hamil, penyakit malaria, TBC atau masalah lain yang harus kita antisipasi dengan baik.

Ini tantangan bangsa, tantangan di Kaltara pada umumnya. Saya yakin bapak gubernur, bupati, walikota didukung forkompimda, tokoh masyarakat, tokoh agama, juga punya konsep dan langkah-langkah strategis sebagai pimpinan yang menggerakan dan mengorganisir masyarakat di provinsi yang begitu luas dan begitu strategis ini,” tutur Tjahjo.

Kembali Tjahjo mengutip ungkapan tokoh nasional. Kali ini yang dikutip ucapan Panglima Besar Jenderal Sudirman. Jenderal Sudirman kata Tjahjo, selalu mengatakan, orang-orang orang baik kalau hanya berdiam diri maka kejahatan akan semakin merajalela.  “Kita semua yang hadir adalah orang-orang orang baik. Jangan berdiam diri. Kalau anda lihat ada bahaya narkoba, korupsi, terorisme, radikalisme, orang yang menyebar fitnah, kebencian jangan berdiam diri kalau berdiam diri maka orang orang jahat akan semakin merajalela,” katanya.

Tjahjo juga menegaskan,  pemerintahan  Jokowi dan Jusuf Kalla selalu menerapkan program-progran program yang jelas ada buktinya. Karena ia menyayangkan,  ada tokoh nasional yang mengatakan  program Jokowi dan Jusuf  Kalla adalah program yang memanipulasi masyarakat. Kata Tjahjo,  pemerintah mana pun selalu membuat program yang nyata, yang ada buktinya.  Bukan pengibulan.

“Tidak ada pengibulan. Ini bahaya yang kita hadapi.  Tantangan bangsa bukan perang, tapi berhadapan dengan lingkungan kita yang selalu menghasut memfitnah dengan berita yang tidak bertanggumg jawab,” katanya.

Diujung pidatonya, Tjahjo berharap di hari ulang tahun yang kelima, seluruh kepala daerah dan jajarannya di Kaltara, bisa melakukan efisiensi belanja daerah. Ini sangat penting untuk memperkecil defisit antara belanja dan pendapatan daerah. Ia juga berharap, seluruh aparatur di Kaltara, dapat meningkatkan dan memanfaatkan potensi dan sumber- sumber pendapatan asli daerah. Kaltara SDA-nya cukup besar.

“Siapa pun yang investasi di Kaltara ini harus untuk sebesar-besarnya kepentingan masyarakatan dan daerah yang ada di Kaltara. Jangan berikan investor yang hanya mengambil sumber daya alamnya di bawa ke Jakarta tapi hasil sebesar -besarnya harus untuk masyarakat dan daerah di Kaltara,” ujarnya.

Dan yang tak kalah penting, katanya, terus berupaya menurunkan angka kemiskinan dengan membuka secara luas lapangan pekerjaan. Serta terus berupaya  meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memperkuat daya saing daerah. ” Berkoordinasi dengan tim pengendali inflasi daerah untuk mengendalikan tingkat inflasi daerah.

Ini harapan saya sebagai Mendagri, pada ulang tahun Kaltara yang ke 5 ini,” katanya.

(HUMAS/Net)

Loading




%d blogger menyukai ini:
Lewat ke baris perkakas